Puisiku
Beku
Awan yang berarakkan di langit menjadi saksi
Mendung hati ini saat kau lakukan itu
Bagai menceraikan awan dengan langit
Pecah hatiku dan perasaanku
Kau buang semua waktuku karna dirimu
Hilang semua akalku untuk yang lain
Mana?
Mana? Semua balas mu untukku
Kau hanya bisa mengabaikan ku
Abaikan hati ini
Jika itu yang kau mau
Bodoh, emang aku bodoh
Demi cintamu yang tak kunjung terbalaskan
Teman!
Hanya teman, jika itu yang bisa kau lakukan
Ku terima dengan segenap hatiku
Beku sudah hati mu untuk cinta ku kini
Hancur berkeping- keping seperti kaca terhantam batu diri ini rasanya
Berbinar Rasanya
Langit gelap hari ini
Hati ku tak seperti itu
Angin lembut menghembuskan bau mu
Seolah membujuk hati ini selalu mengingat mu
Tetes hujan pertama membuat hati bergejolak
Derasnya hujan beriringan dengan hati ku
Untukmu, hujan deras ini bagaikan perasaanku
Tak kan bosan ku membasahi bumi dengan sesering mungkin
Jangan kau tanga mengapa
Karna aku pun tak tahu
Ibarat Tuhan sudah menakdirkan itu
Apakah kau tahu kasih?
Cinta ku tak kan hilang sampai datangnya pelangi di malam hari
Indah rasanya bila kau selalu membasahi hatiku yang kemarau ini
Tiada kata yang mampu terucapkan dari mulut ini
Diam tanpa bicara
Senang bukan kepalang bak musim semi dengan bunga bermekaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar