Minggu, 30 Oktober 2011

Puisiku

Beku

 

Awan yang berarakkan di langit menjadi saksi

Mendung hati ini saat kau lakukan itu

Bagai menceraikan awan dengan langit

Pecah hatiku dan perasaanku

Kau buang semua waktuku karna dirimu

Hilang semua akalku untuk yang lain

Mana?

Mana? Semua balas mu untukku

Kau hanya bisa mengabaikan ku

Abaikan hati ini

Jika itu yang kau mau

Bodoh, emang aku bodoh

Demi cintamu yang tak kunjung terbalaskan

Teman!

Hanya teman, jika itu yang bisa kau lakukan

Ku terima dengan segenap hatiku

Beku sudah hati mu untuk cinta ku kini

Hancur berkeping- keping  seperti kaca terhantam batu diri ini rasanya


Berbinar Rasanya

 

Langit gelap hari ini

Hati ku tak seperti itu

Angin lembut menghembuskan bau mu

Seolah membujuk hati ini selalu mengingat mu

Tetes hujan pertama membuat hati bergejolak

Derasnya hujan beriringan dengan hati ku

Untukmu,  hujan deras ini bagaikan perasaanku

Tak kan bosan ku membasahi bumi dengan sesering mungkin

Jangan kau tanga mengapa

Karna aku pun tak tahu

Ibarat  Tuhan sudah menakdirkan itu

Apakah kau tahu kasih?

Cinta ku tak kan hilang sampai datangnya pelangi di malam hari

Indah rasanya bila kau selalu membasahi hatiku yang kemarau ini

Tiada kata yang mampu terucapkan dari mulut ini

Diam tanpa bicara

Senang bukan kepalang bak musim semi dengan bunga bermekaran





Tidak ada komentar:

Posting Komentar